Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Jalin Kemitraan, JSIT Audiensi ke Balitbang Agama Semarang

Redaksi
Selasa, 05 Februari 2019, 02:05 WIB Last Updated 2019-02-04T19:42:04Z
Semarang,harian7.com - Pengurus Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Wilayah Jawa Tengah yang langsung dipimpin oleh Ketua Umum, Sigit Cayantoro mengadakan audiensi dengan struktur Balai Litbang Agama Semarang (BLAS), Senin (4/2/2019).

Kegiatan audiensi diterima langsung oleh para peneliti bidang agama dan keagamaan yang dipimpin oleh Wahab di kantor Balai Litbang Agama Semarang Jalan Untungsuropati Kav. 70 Bambankerep Ngaliyan Semarang.

Sigit Cayantoro, Ketua JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah mengatakan bahwa kegiatan audiensi ini bertujuan untuk menjalin komunikasi dan kemitraan dengan Balai Litbang Agama Semarang. BLAS yang fokus pada bidang penelitian, beberapa waktu lalu melakukan penelitian tentang implementasi pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sejumlah SMPIT di Jateng, DIY, dan Jatim yang tergabung dalam JSIT Indonesia.

“Tujuan dari audiensi ini untuk bersilaturrahim menjalin komunikasi dan kemitraan dengan Balitbang Agama Semarang. Juga untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dari SMPIT yang menjadi obyek penelitian. Tentu ada temuan yang bisa menjadi bahan evaluasi bagi JSIT untuk senantiasa memberikan kontribusi positif bagi pendidikan di Indonesia,” kata Sigit Cayantoro.

Para peneliti dari Balitbang Agama Semarang menyambut audiensi tersebut dengan baik. Mereka juga memberikan apresiasi yang luar biasa kepada sekolah-sekolah islam terpadu di bawah naungan JSIT yang mampu mengimplementasikan keislaman pada peserta didik. Hal itu terlihat dalam pembiasaan islami yang terlaksana di sekolah. Di sekolah IT tidak hanya teori namun sudah langsung dipraktikkan. Bahkan peningkatan keislaman tidak hanya muncul dari peserta didik. Para orang tua siswa juga mendapatkan pengaruh positif dengan meningkatnya keberislaman mereka.

“Kami mengapresiasi betul kepada sekolah IT yang sangat bagus dalam mengimplementasikan keislaman di sekolah utamanya dalam pembiasaan-pembiasaan islami, seperti shalat, membaca Al-Quran, menghafal Al-Quran dan Hadits, dan pembinaan karakter untuk siswa. Tidak hanya peserta didik, kami menemukan orang tua siswa juga mendapatkan pengaruh positif karena menyekolahkan anaknya di sekolah islam terpadu,” kata Muhlis salah satu peneliti.

Peneliti yang lain, Siti Muawanah dalam kesempatan itu juga memberikan masukan kepada JSIT agar lebih meningkatkan kompetensi guru PAI. Baik mengenai model pembelajaran maupun metode pembelajaran agar lebih menarik bagi siswa. Guru PAI juga diharapkan bisa memanfaatkan kemajuan teknologi guna meningkatkan kegiatan pembelajaran. Selain itu, ia juga berharap kepada JSIT Indonesia untuk secara intensif menjalin komunikasi dengan Kementerian Agama sehingga bisa bersinergi pada program dari kementerian tentang peningkatan profesionalisme guru PAI maupun yang lainnya.

“Dari temuan kami di lapangan mengenai guru PAI di SMPIT, kami memberikan saran agar JSIT ke depannya mengadakan kegiatan untuk peningkatan kompetensi guru PAI. Beberapa guru yang kami temui masih menggunakan pola-pola pembelajaran konvensional yang membuat para siswa kurang bersemangat. Selain itu, kami berharap JSIT bisa menjalin komunikasi dengan Kementerian Agama agar bisa bersinergi untuk penguatan profesionalisme guru PAI maupun program lain yang memungkinkan untuk bekerjasama,” kata Siti Muawanah.(M.Nur)

Iklan