Iklan

Iklan

,

Iklan

Pulang ke Kampung Halaman Seorang Perwira TNI Maju Bertarung di Pilkades Rejosari, Begini Alasannya

Redaksi
Minggu, 02 Desember 2018, 08:53 WIB Last Updated 2018-12-02T01:53:39Z
Ungaran,harian7.com - Hidup adalah pilihan, setidaknya prinsip itu memantapkan Mayor Ctp Suhirzam (49), seorang perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Badan Pelaksana Topografi Kodam IV/Diponegoro, maju sebagai salah satu calon Kepala Desa Rejosari.

Pria berkelahiran di Dusun Beran, Desa Rejosari, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang 49 tahun silam ini, mencalonkan diri sebagai kepala desa semata dilandasi dengan hati yang tulus untuk mendedikasikan dan mengabdikan jiwa dan raganya guna  membangun serta menyejahterkan  tanah kelahirannya.


Saat ditemui harian7.com Sabtu (01/12/2018) Mayor Ctp Suhirzam mengungkapkan, dirinya tergerak mencalonkan diri menjadi Kepala Desa Rejosari, setelah lebih kurang 30 tahun meninggalkan desa, ia mendengar kabar bahwa tidak ada warga yang berani mencalonkan diri menjadi Kepala Desa.

Ketika ditanya harian7.com kenapa tidak ada berani yang mencalonkan diri, Suhirzam menyampaikan, hal ini dikarenakan dugaan dugaan  intimidasi kepada masyarakat Desa Rejosari, bilamana ada warga yang berniat mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Rejosari.

"Awalnya saat sanak family saya, membetulkan mushola peninggalan orang tua saya, saat itu mereka berbagi cerita bahwa ndak ada warga yang berani mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Rejosari. Bila ada yang mau maju, 'pendhel', dan diintimidasi," ungkap Suhirzam.

"Setalah itu, saya bertanya pada hati terdalam saya, dan saya tidak mencari kerjaan lain, karena apa yang saya dapat sekarang sudah lebih dari cukup. Bisa jadi karena kehendak Allah SWT, ada surat telegram (ST) Panglima yang memperbolehkan personel TNI aktif, menjadi calon Kepala Desa, namun nomernya saya lupa. Point ST tersebut adalah memperbolehkan prajurit aktif, untuk menjadi kontestan pilkades dan mengajukan pensiun dini saat telah ditetapkan sebagai pemenang," imbuh Suhirzam.

Banyak peringatan akan keputusan yang diambil oleh Suhirzam, namun dirinya telah mengambil keputusan untuk mengabdi bagi desa kelahirannya.

"Banyak yang ingatkan saya, ga salah lo, Mayor mau jadi kepala desa? Kata - kata rekan sejawat saya, tapi hal ini telah jadi pilihan," tegas Suhirzam.

Terdorong tekad kuat untuk berbuat baik dengan sesama, bermanfaat dalam pengabdian kepada masyarakat, merubah dugaan adanya upaya politik dinasti dan lebih memajukan desa, Suhirzam mempunyai visi, 'Bekerja Bersama Rakyat, Dari Rakyat Untuk Rakyat'.

"Visi saya tentang pembangunan Desa Rejosari adalah 'Bekerja Bersama Rakyat, Dari Rakyat Untuk Rakyat'," kata Suhirzam dengan tegas.

Saat ditanyakan terkait langkah - langkah apa yang akan dijadikan kebijakan awal bilamana Suhirzam mendapatkan amanat dari masyarakat Desa Rejosari untuk menjadi Kepala Desa, Suhirzam berupaya untuk mewujudkan pemerintahan desa yang bersih dan transparan.

"Langkah awal saya bila masyarakat Desa Rejosari memberikan amanat kepada saya untuk menjadi kepala desa adalah penerapan tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan," jelasnya.

Adapun tahapan untuk mencapai visinya dalam tata kelola pemerintahan yang bersih adalah dengan menerapkan kebijakan - kebijakan sebagai berikut:

- Penyusunan, pengelolaan dan pelaporan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dari sumber Dana Desa serta pendapat desa lainnya dengan selalu melibatkan RT, RW, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), pemuda/pemudi desa serta masyarakat pada umumnya.
- Menyelenggarakan pemilihan anggota BPD melalui mekanisme pemilihan atas usulan RT, RW, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan tokoh pemuda.
- Pengelolaan asset desa, dilakukan dengan melibatkan masyarakat desa.
- Menggalakkan pengajian, yasinan, tahlilan dan pencanangan Jumat bersih.
- Menggalakkan program konseling keluarga, untuk perlindungan terhadap ibu dan anak.
- Meningkatkan kegiatan dan anggaran untuk pemuda/pemudi, seni dan olahraga.
- Mengaktifkan kegiatan dasa wisma, PKK dan Karang Taruna.
- Menghidupkan kembali gapoktan, agar ketersediaan pupuk untuk petani terpenuhi.
- Memberi insentif per 3 bulan kepada takmir masjid/mushola, guru madrasah diniyah (TK/TPA/TPQ)
- Membentuk balai latihan kerja (BLK) untuk masyarakat yang masih menganggur.

Ditegaskan oleh Suhirzam, bahwa bila masyarakat Desa Rejosari memberikan amanah kepada dirinya untuk menjadi kepala desa, Suhirzam telah menyiapkan jiwa raga dan siap untuk membagikan pengalamannya selama lebih kurang 30 tahun bertugas di berbagai wilayah di Indonesia, seperti di DKI Jakarta, Bali dan saat ini di wilayah Kodam IV/Diponegoro.

"Saya siapkan jiwa raga saya bila masyarakat Desa Rejosari, memberi amanah kepada saya menjadi kepala desa periode 2019 - 2025. Saya juga akan bagikan pengalaman saya selama bertugas di berbagai tempat seperti DKI Jakarta, Bali dan Kodam IV/Diponegoro," tandasnya.

Selebihnya bila Suhirzam dapat terpilih menjadi kepala desa, dirinya akan membuka peluang sebesar - besarnya kepada siapa saja warga Desa Rejosari yang akan mencalonkan diri menjadi kepala desa di akhir masa jabatannya.

"Bila saya terpilih menjadi kepala desa, di akhir masa jabatan saya nanti, akan saya buka seluas - luasnya kesempatan masyarakat Desa Rejosari khususnya generasi muda, untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku," tegas Suhirzam.

Secara terpisah, sejumlah masyarakat di Desa Rejosari yang enggan menyebutkan namanya mengungkapkan, kami sangat merindukan pemimpin yang jujur dan amanah. Selain  itu dia harus berani berkata jujur dan tidak membohongi rakyat. Bukankah agama memerintahkan kita untuk berkata jujur. Apa lagi seorang pemimpin. Pertanggungjawaban seorang pemimpin itu bukan hanya kepada rakyat yang dia pimpin tapi juga kepada Allah SWT. Amanah disini maksudnya, ia mampu menjalankan pemerintahan berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

Selanjutnya  juga  berani transparan. Dia harus transparan (terbuka) akan keuangan dan program yang sedang dijalankan. Dia tidak boleh menutup-nutupi jumlah anggaran program baik berasal dari pemerintah maupun yang dikumpulkan dari masyarakat.


"Pokoknya kami ingin punya pemimpin yang transparan mas, karena masalah transparansi ini yang belakangan ini yang sering menjadi masalah ditingkat desa. Dibeberapa daerah seperti kita ketahui banyak kepala desa yang dipecat atau diminta mundur oleh masyarakat karena dianggap tidak transparan dan menyelewengkan keuangan desa. Dan kita tidak ingin hal itu terjadi didesa kita,"ungkap sejumlah warga saat berbincang bersama harian7.com di emperan rumah.

Lanjut warga, Masyarakat sekarang sudah pintar-pintar dan kritis. Karena mereka sudah banyak yang bisa mengenyam sekolah tinggi. Jadi mereka tahu mana anggaran yang benar dan mana program boong-boongan.

"Jujur, selama ini pemimpin yang kita rindukan belum pernah terwujud.  Maka sebagai masyarakat kami ingin perubahan, untuk desa kami yang  makmur dan maju,"terang warga.

Sementara warga lain yang juga tidak mau menyebutkan namanya menyampaikan, kami seabagai warga desa dalam pilkades ini intinya ingin desa kami lebih maju dan makmur yang selama ini belum pernah kami rasakan.

"Poinya kami ingin perubahan dan ingin pemimpin yang baru,"tandasnya.

Ketika di tanya apa kepala desa yang menjabat sebelumnya kurang maksimal dalam pengabdiannya, bapak paruh baya ini dengan ketus menjawab, "Ya kalau baiknnya dia baik dan bermasyarakat, tapi kami belum melihat adanya kemajuan di wilayah kami. Selain itu kades disini sebelumnya jabatannya seperti dinasti turun temurun, menurut kami itu tidak sehat mas. Pokoknya kami pingin ganti gitu saja. Oh ya mas,, tolong jangan sebut nama saya lho? demi keamanan dan kenyamanan saya,"pungkasnya.(Irul/M.Nr)

Iklan