Tujuan studi banding ini, diantaranya untuk belajar manajemen olahraga dari KONI Kota Surabaya dan Kota Malang dan ingin tahu strategi menjadi pemasok atlet berprestasi di tingkat provinsi maupun nasional. Selain itu, untuk belajar bagaimana penanganan sarana dan prasarana (sarpras) seperti yang dilakukan KONI Kota Surabaya dengan Pemkot Surabaya.
“Kami dari KONI Kota Salatiga ini sengaja memilih KONI Kota Surabaya dan Kota Malang, karena kedua kota di Jawa Timur itu merupakan pemasok atlet nasional dan internasional. Selain itu, ingin belajar terkait dengan manajemen olahraga terkait dengan urusan atlet dan lainnya,” kata Dance Ishak Palit MSi didampingi pengurus lain Drs Tedjo Supriyanto kepada harian7.com, Selasa (18/12).
Ditambahkan Dance, bahwa pihaknya menilai jika selama ini KONI Kota Malang telah sukses dalam menempatkan para atletnya di pelatnas secara kontinyu. Begitu juga KONI Kota Surabaya. Dari dasar itulah, KONI Kota Salatiga ingin menimba ilmu bagaimana cara dan strategi yang dilakukan terkait dengan kedua kota di Jatim menjadi lumbung atlet nasional.
“Harapan kami, hasil dari studi banding ini dapat diterapkan di KONI Kota Salatiga, sehingga kedepannya KONI Kota Salatiga dapat menjadi lumbungnya atlet berprestasi di Jawa Tengah. Selain itu, bagaimana KONI Kota Salatiga kedepannya juga dapat menjadi pemasok atlet berprestasi untuk Provinsi Jawa Tengah,” katanya.
Dalam studi banding itu, KONI Kota Salatiga membawa pengurus harian beserta perwakilan dari cabang olahraga (cabor) yang ada. Di Kota Surabaya melakukan kunjungan ke KONI, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) serta Bagian Kesra. Sedang, di Kota Malang berkunjung ke KONI. (Heru Santoso)
