Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Bangkitnya Pers Independen Indonesia, Mubes Pers yang digelar di gedung Sasono Utomo TMII Ukir Sejarah

Redaksi
Rabu, 19 Desember 2018, 15:59 WIB Last Updated 2018-12-19T09:09:48Z
Jakarta, Harian7.com - Ketua Sekber Pers Indonesia, Wilson Lalengke dan jajarannya sudah mengukir sejarah baru di Indonesia, dimana ribuan wartawan Indonesia bersatu dan bersepakat melawan kriminalisasi dan menentukan nasibnya sendiri.

Hal tersebut dikatakan Hence Mandagi, Ketua Tim Formatur Dewan Pers Independen yang juga Sekretaris Sekber Pers Indonesia dan Ketua Umum DPP Serikat Pers RI saat ditemui usai Musyawarah Besar (Mubes).

Mubes Pers yang digelar di gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Selasa (18/12/2018) yang dihadiri 2000 an lebih dari perwakilan media massa maupun organisasi pers di Indonesia.

Hence menambahkan, kami menjalankan segala sesuatu ini dalam keterbatasan yang luar biasa terbatas. Dari segi finansial dan waktu sungguh butuh pengorbanan.

"Kalau kita diam, siapa yg akan memulai? Kalau kita bergerak lalu ada riak dan kekurangannya, apakah gerakan ini hrs dihentikan?" tanya Hence kepada peserta Mubes.

Dia menandaskan, apakah karena pidato Egy Sudjana yang berbau politik tanpa sepengetahuan kami, lalu kita akan bubar.

Lebih lanjut dia bertanya kepada peserta Mubes, selembar rupiah yang peserta bayar untuk sebuah perjuangan melawan ketidakadilan sudah lunas terbayar dengan bersatunya insan pers dari seluruh Indonesia.

"Itulah namanya sejarah," tegas Hence.

Hasil dari Mubes tersebut, menurutnya rekan-rekan pers telah memilih saya sebagai Ketua Tim Formatur Dewan Pers Independen untuk memimpin pemilihan anggota Dewan Pers Independen.

"Pelaksanaan Mubes ini memang tidak sempurna," tandasnya.

Oleh karena itu, jelasnya atas seluruh persoalan itu, saya mengajukan permintaan kepada seluruh pimpinan Organisasi Pers peserta Mubes untuk memfasilitasi kami tim formatur untuk memilih anggota Dewan Pers Independen melalui Kongres Wartawan Indonesia 2019.

"Ini penting! karena untuk menebus kesalahan dan kekurangan kita bersama saat pelaksanaan Mubes," tegasnya.

Hence berharap Kongres Wartawan Indonesia 2019 akan menjadi momentum akbar untuk menyatukan seluruh kekuatan pers Indonesia.

"Dewan Pers Independen nantinya murni lahir dari rahim wartawan Indonesia, dan semoga kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan Mubes kita jadikan modal penting sebagai bahan evaluasi menuju Konggres Wartawan Indonesia 2019," pungkasnya.

Sementara, salah satu peserta Mubes, Muhamad Nuraeni  yang juga Pimpinan Umum harian7.com dan Guntur Sri Hartono Pimpinan Umum Matalensanews.com saat ditemui usai acara mengatakan, wartawan atau jurnalis juga harus melek politik, jangan menunggu jadi korban politik dulu baru berteriak dan minta bantuan kawan lain.

"Penting bagi kita jurnalis tahu perkembangan politik, agar kita tidak salah berdiri dan sekali lagi menjadi korban politik kepentingan," katanya.

Pahami dulu apa itu politik, tegas Muhamad Nuraeni dan Guntur Sri Hartono, dan bagaimana politik, tidak tahu arti politik, tapi sudah meneriakkan tidak politik, dan pahami juga definisi Independen.

"Jika semua jurnalis atau perusahaan media itu independen, dan idealis, maka bisa dipastikan negara akan tegak berdiri," tegasnya.

Muhamad Nuraeni dan Guntur menambahkan, ke depan kita akan bangga mewariskannya kepada anak cucu, karena keberpihakkan kita wajib pada suatu kebenaran, dan kenetralan kita pada sebuah kepentingan kelompok tertentu.

"Kembali pada tujuan awal atas dilaksanakannya Mubes. Diakui atau tidak, bahwa dalam Mubes ada beberapa orang yang terlihat bukan dari unsur pers atau pelaku jurnalis," tandasnya.

Selain itu, imbuhnya ada juga LSM yang hadir, dimana tidak ada kaitannya dengan jurnalis. LSM itu yang diduga menjadi underbrown salah satu capres atau caleg sebuah parpol.

"Jurnalis jangan sampai mudah diadu domba, hanya terkena percikkan api sedikit, seolah kebakaran yang besar," pungkasnya.(Rusmono)

Iklan