Iklan

Iklan

,

Iklan

Kemenperin dan BDI Jakarta Dalam Rangka Penumbuhan Wirausaha Baru Gelar Diklat

Sabtu, 10 November 2018, 19:28 WIB Last Updated 2018-11-10T12:36:00Z
Cilacap, Harian7.com – Kabupaten Cilacap sebagai daerah yang sedang menggeliat menjadi kota industri menjadi daya tarik dan perhatian Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta serta Kemetrian Perindustrian (Kemenperin) RI untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru.

Hal itulah yang menjadikan Kemenperin RI bekerja sama dengan BDI Jakarta menggelar diklat guna menumbuhkan wirausaha baru di Desa Adiraja, Kecamatan Adipala, Cilacap, Kamis (8/11/2018) lalu. 

Kegiatan selama 18 hari ini disambut baik pemerintah daerah. Bahkan Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman menegaskan bahwa ini merupakan gayung bersambut, dimana ketika masyarakat Cilacap akan dilatih dan memiliki keahlian, ending-nya mereka memiliki sertifikat kompetensi. 

"Pemerintah akan mendukung baik secara kebijakan maupun dinas teknis yang berhubungan dengan industri batik ini," katanya.

Selanjutnya, wakil bupati menambahkan semuanya akan mendukung. Bisa berupa pendampingan dan pelatihan lanjutan.

"Pemkab nantinya akan Serta mendukung permodalan, bank-bank dan pihak swasta akan membantu akses permodalan juga. Termasuk dari anggota DPRD Cilacap berkomitmen, seperti pokirnya bisa mendukung pengembangan batik di Adiraja ini," imbuhnya.

Wabup menegaskan kembali ini adalah semangat BUMDes yang nantinya bisa dikembangkan untuk mendukung batik ini.

"Nanti di Adiraja tidak hanya membatik. Mereka yang kreatif akan terus mengembangkan beberapa potensi yang ada. Ditunjang dengan sertifikat kompetensi itu," ucapnya.

BDI Jakarta akan memantau apakah diklat ini bisa diselenggarakan di tempat yang sama, dan ketika dipantau bisa berkembang, BDI akan mengembangkan ke potensi yang lain guna meningkatkan ekonomi masyarakat kecil.

Kepala BDI Jakarta Johnny Afrizon menambahkan, BDI dan Kemenperin dalam hal ini punya dua tugas. Pertama, penciptaan dan penumbuhan wirausaha baru. Kedua, penciptaan tenaga kerja yang kompeten dan skill serta siap kerja.

"Kedua tugas itu menjadi titik bagi program BDI dan Kemenperin, dimana kita setahun ini melakukan penelitian dalam rangka penciptaan tenaga kerja kompeten siap kerja berjumlah 6.175 orang sudah kita latih, dan ditempatkan bekerja semuanya," kata Johnny.

Dikatakan, ini adalah program terakhir dari BDI Jakarta dalam rangka penumbuhan wirausaha baru.

Ditanya kenapa batik yang dipilih, Johnny mengatakan ini justru permasalahannya. 

"Kami dari BDI Jakarta, apa yang menjadi domain inti, pasar yang mungkin diserap oleh pasar itulah yang mungkin kita kembangkan. Batik merupakan budaya dari Jawa dan ini menjadi suatu kehormatan bagi kita orang Jawa. Di Indonesia, batik sudah menjadi pakaian nasional. Tapi masyarakatnya masih banyak yang belum bisa meningkatkan ekonominya," tandasnya.

Titik tumpunya di sini, yaitu tumbuhnya wirausaha baru di bidang industri, mampu menyelaraskan keinginan pasar termasuk desain-desain yang akan dibentuk. Selama ini batik kita desainnya tidak menarik.

Maka dari BDI akan memantau, dan ini akan dijadikan kelompok usaha bersama. Mereka kita bina di bidang manajemennya, kelembagaannya, pasarnya, promosinya, semua disinkronisasikan.

"Mari kita dorong berkembangnya wirausaha baru untuk meningkatkan ekonomi masyarakat seputar Cilacap. Karena kita sadar skill dari masyarakat kita tidak semuanya memiliki skill yang bisa kita jual. Hanya mereka tidak bisa memanfaatkan waktu dan peluang yang ada," ungkapnya.

Dia menambahkan, kita gali kenapa memilih Cilacap. Kita tidak memilih di mananya tapi memilih di mana kemungkinan berhasil. Ini yang kita coba, apalagi ada dukungan pemerintah, pemuka masyarakat. Ini penting karena ini komitmen dari peserta bahwa mereka akan siap kerja.

Latihan ini adalah transfer ilmu dari instruktur kepada peserta diklat.

Peserta diuji, kompeten apa tidak mereka. Bagi yang dinyatakan lulus kompetensi diberi sertifikat kompetensi dari BNSP melalui LSP Balai Diklat Industri Jakarta. (Rusmono)











Iklan