Cilacap, Harian7.com – Kabupaten Cilacap sebagai
daerah yang sedang menggeliat menjadi kota industri menjadi daya tarik dan
perhatian Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta serta Kemetrian Perindustrian
(Kemenperin) RI untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru.
Hal itulah yang menjadikan Kemenperin RI bekerja sama
dengan BDI Jakarta menggelar diklat guna menumbuhkan wirausaha baru di Desa
Adiraja, Kecamatan Adipala, Cilacap, Kamis (8/11/2018) lalu.
Kegiatan selama 18 hari ini disambut baik pemerintah
daerah. Bahkan Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman menegaskan bahwa ini
merupakan gayung bersambut, dimana ketika masyarakat Cilacap akan dilatih dan
memiliki keahlian, ending-nya mereka memiliki sertifikat kompetensi.
"Pemerintah akan mendukung baik secara kebijakan
maupun dinas teknis yang berhubungan dengan industri batik ini," katanya.
Selanjutnya, wakil bupati menambahkan semuanya akan
mendukung. Bisa berupa pendampingan dan pelatihan lanjutan.
"Pemkab nantinya akan Serta mendukung permodalan,
bank-bank dan pihak swasta akan membantu akses permodalan juga. Termasuk dari
anggota DPRD Cilacap berkomitmen, seperti pokirnya bisa mendukung pengembangan
batik di Adiraja ini," imbuhnya.
Wabup menegaskan kembali ini adalah semangat BUMDes
yang nantinya bisa dikembangkan untuk mendukung batik ini.
"Nanti di Adiraja tidak hanya membatik. Mereka
yang kreatif akan terus mengembangkan beberapa potensi yang ada. Ditunjang
dengan sertifikat kompetensi itu," ucapnya.
BDI Jakarta akan memantau apakah diklat ini bisa diselenggarakan
di tempat yang sama, dan ketika dipantau bisa berkembang, BDI akan
mengembangkan ke potensi yang lain guna meningkatkan ekonomi masyarakat kecil.
Kepala BDI Jakarta Johnny Afrizon menambahkan, BDI dan
Kemenperin dalam hal ini punya dua tugas. Pertama, penciptaan dan penumbuhan
wirausaha baru. Kedua, penciptaan tenaga kerja yang kompeten dan skill serta
siap kerja.
"Kedua tugas itu menjadi titik bagi program BDI
dan Kemenperin, dimana kita setahun ini melakukan penelitian dalam rangka
penciptaan tenaga kerja kompeten siap kerja berjumlah 6.175 orang sudah kita
latih, dan ditempatkan bekerja semuanya," kata Johnny.
Dikatakan, ini adalah program terakhir dari BDI
Jakarta dalam rangka penumbuhan wirausaha baru.
Ditanya kenapa batik yang dipilih, Johnny mengatakan
ini justru permasalahannya.
"Kami dari BDI Jakarta, apa yang menjadi domain
inti, pasar yang mungkin diserap oleh pasar itulah yang mungkin kita
kembangkan. Batik merupakan budaya dari Jawa dan ini menjadi suatu
kehormatan bagi kita orang Jawa. Di Indonesia, batik sudah menjadi pakaian
nasional. Tapi masyarakatnya masih banyak yang belum bisa
meningkatkan ekonominya," tandasnya.
Titik tumpunya di sini, yaitu tumbuhnya wirausaha baru
di bidang industri, mampu menyelaraskan keinginan pasar termasuk desain-desain
yang akan dibentuk. Selama ini batik kita desainnya tidak menarik.
Maka dari BDI akan memantau, dan ini akan dijadikan
kelompok usaha bersama. Mereka kita bina di bidang manajemennya,
kelembagaannya, pasarnya, promosinya, semua disinkronisasikan.
"Mari kita dorong berkembangnya wirausaha baru
untuk meningkatkan ekonomi masyarakat seputar Cilacap. Karena kita sadar skill
dari masyarakat kita tidak semuanya memiliki skill yang bisa kita jual. Hanya
mereka tidak bisa memanfaatkan waktu dan peluang yang ada," ungkapnya.
Dia menambahkan, kita gali kenapa memilih Cilacap.
Kita tidak memilih di mananya tapi memilih di mana kemungkinan berhasil. Ini
yang kita coba, apalagi ada dukungan pemerintah, pemuka masyarakat. Ini penting
karena ini komitmen dari peserta bahwa mereka akan siap kerja.
Latihan ini adalah transfer ilmu dari instruktur
kepada peserta diklat.
Peserta diuji, kompeten apa tidak mereka. Bagi yang
dinyatakan lulus kompetensi diberi sertifikat kompetensi dari BNSP melalui LSP
Balai Diklat Industri Jakarta. (Rusmono)