Iklan

Iklan

,

Iklan

Tradisi " Nyadran Gunung Balak" diikuti ribuan warga dari berbagai daerah

Redaksi
Minggu, 07 Oktober 2018, 10:41 WIB Last Updated 2018-10-07T03:41:32Z
MAGELANG, harian7.com - Tradisi Nyadran Gunung Balak yang diikuti ribuan masyarakat dari berbagai daerah terutama di Magelang, Jawa Tengah masih berjalan hingga saat ini, hal itu dimaksudkan untuk memohon keselamatan dan kemakmuran.


Kepala Desa Pakis, Suyoto Hartono (56) mengatakan, tradisi turun temurun itu dilakukan masyarakat setiap hari Minggu Kliwon, Bulan Suro (kalender Jawa, red) banyak yang datang mengikuti tradisi Nyadran di puncak Gunung Balak (800 m dpl) ini.

"Bukan hanya orang dari daerah Jawa yang ke datang tetapi juga ada keturunan Tionghoa, dan warga luar jawa yang ikut kesini,"ungkapnya.


Pengunjung dari Batang dengan didampingi Imronah istri Kepala Desa Pakis.
Tampak saat prosesi berlangsung Bupati Magelang Zaenal Arifin. SIP., Camat Pakis H. M. Taufiq, dan Kapolsek Pakis AKP. Sukirman SH., Danramil Pakis Kapten Cpl. Bambang Masrukin turut menghadiri acara yang berlangsung Minggu (07/10/18)

Mereka terdiri dari lelaki, perempuan, orang tua, pemuda, dan anak-anak berjalan menaiki tangga jalan setapak menuju puncak Gunung Balak,
Nampak terlihat mereka membawa bekal berupa makanan dan minuman,  Di puncak gunung ini juga terlihat puluhan orang menggelar aneka dagangan seperti makanan, minuman, dan permainan anak-anak.

Salah satu pengunjung Iga Rahma Safitri (21) asal Batang Jawa tengah menyempatkan datang bersama sahabat sahabatnya karena merasa penasaran dengan cerita sejarah yang beredar luas.

 "Saya ingin melihat dari dekat prosesi Sadranan ini, ternyata memang sangat ramai dan senang bisa melihat pemandangan di puncak gunung ini, selain itu kami bisa ikut berwisata religi di tempat bersejarah seperti ini, " jelasnya.

Cuaca di kawasan tersebut terlihat cerah namun tercipta suasana teduh di tempat itu karena masih banyak pohon relatif besar tumbuh seperti pohon bibis, sono keling, beringin, dan pinus serta lainya.

" Walau harus menaiki jalan setapak yang cukup tinggi dan melelahkan saya sangat puas bisa kesampaian datang ke tempat ini, " pungkasnya.


Selain itu, beberapa orang tang datang terlihat membawa bungkusan dari daun berisi bunga mawar, melati, kenanga dan kemenyan, mereka mengantre di sekitar petilasan berupa batu lumpang untuk memohon doa melalui juru kunci Gunung Balak yakni Mbah Janadi (85), berbagai hajat dan keperluan yang dipanjatkan melalui juru kunci ini selalu di bacakan secara khusuk memenuhi permohonan para pendatang.

Tampak juga beberapa warga mendekati sebuah petilasan berupa ( lumpang) untuk mengambil air guna mencuci muka, tangan, dan kaki, sementara Puluhan warga lainnya terlihat bersila dan bersimpuh di petilasan tokoh spiritual Magelang, Syekh Subakhir yang dikelilingi pagar tembok untuk membaca tahlil dan melantunkan shalawat.

"Menurut ceritanya di dalam petilasan itu berisi keris yang dikubur oleh Syekh Subakhir pada masa lalu, saat di kawasan ini masyarakat menghadapi pagebluk, Itu jauh sebelum penjajahan Belanda," kata sang juru kunci. (Ady Prasetyo)

Iklan