Iklan

Iklan

,

Iklan

Ribuan Wisatawan Saksikan Grebeg Suran Baturraden

Redaksi
Senin, 01 Oktober 2018, 15:09 WIB Last Updated 2018-10-01T08:09:01Z
Banyumas, Harian7.com - Ribuan wisatawan dan warga masyarakat berjubel menyaksikan ritual Grebeg Sura, Minggu (30/9) di Lokawisata Baturraden.

Kegiatan tahunan yang digelar Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas tersebut melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk 12 desa penyangga wisata Baturraden.

Kepala Dinporabudpar, Asis Kusumandani mengatakan peserta Grebeg Sura diberangkatkan dari Bumi Perkemahan Wanawisata, menempuh jarak kurang lebih 3 Km menuju Lapangan Parkir Bukit Bintang.

"Kirab tersebut terdiri atas barisan tombak Ki Bau Reksa dan Ki Singkir Kala yang diikuti barisan 'rontek', pembawa dua gunungan, serta pembawa 'jolen' yang berisi tumpeng kuat, tumpeng 'robyong', dan tumpeng triwarna," katanya.

Selain itu, menurutnya ada pembawa 'wedhus kendhit' yaitu kambing berbulu hitam, namun di bagian perutnya berwarna putih melingkar seperti menggunakan ikat pinggang.

Dia menambahkan dibelakangnya ada kelompok masyarakat penyangga wisata dari 12 desa. Mereka membawa puluhan tenong dan sebagian menyuguhkan seni kentongan serta hadroh.

“Ritual dilaksanakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas rizki dan hasil bumi yang melimpah tahun sebelumnya dan berdoa semoga pada tahun mendatang jauh lebih baik lagi,” tandas Asis.

Sesampainya di lapangan parkir bukit bintang dan lapangan dalam lokawisata, tambahnya seluruh bawaan yang terdiri atas berbagai makanan didoakan sesepuh masyarakat dengan harapan masyarakat sekitar Gunung Slamet selalu diberi keselamatan, keberkahan, dan kemakmuran oleh Tuhan.

"Setelah didoakan, dua gunungan yang diarak diperebutkan oleh masyarakat yang hadir, sedangkan tumpeng 'obyong', dan tumpeng triwarna akan dilarung di Sungai Gumiwang yang berada di tengah Lokawisata Baturraden usai doa dan penyembelihan 'wedhus kendhit' di kompleks pemakaman petilasan atau situs Baturraden," ungkapnya.

Sementara itu, jelasnya tenong yang berisi takir, mempunyai makna nata ing pikir yang berarti membuat pikiran menjadi tenteram dan menghilangkan sebel puyeng dimakan bersama oleh masyarakat dan wisatawan usai rangkaian kegiatan.

Sementara Bupati Banyumas, Ir Achmad Husein mengaku senang prosesi Grebeg Suran Baturraden tahun ini lebih menarik, selain sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan juga dijadikan event pariwisata.

Bupati berharap tradisi budaya tersebut tetap lestari dan kegiatan serupa yang akan digelar tahun depan dapat lebih ramai, lebih kreatif, serta ada perubahan yang lebih baik.

"Saya berharap selalu ada terobosan baru agar `Grebeg Sura Baturraden` ada manfaatnya dan diambil hikmahnya terutama dalam menjalin persaudaraan, mewujudkan rasa syukur kepada Allah, serta dapat menarik kunjungan wisata di Banyumas," kata Husein yang didampingi Wakil Bupati Sadewo beserta istri dan anggota Forkompinda.

Wakil Bupati Pimpin Larungan

Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono memimpin larungan di Sungai Gumiwang yang berada di tengah Lokawisata Baturraden. Benda yang dilarung berupa tumpeng 'robyong', dan tumpeng triwarna.

Selain itu juga ada penebaran bibit ikan di Sungai Gumiwang oleh Wakil Bupati beserta istri, Kepala Dinporabudpar dan Forkompincam Baturraden

Wakil bupati berharap Pemkab dapat mengoptimalkan 'Grebeg Sura Baturraden' demi mengungkit minat wisatawan berkunjung ke Kawasan Wisata Baturraden.

"Kedepan harus lebih ditingkatkan lagi agar lebih monumental. Grebeg Sura Baturraden" agar bisa dijadikan sebagai salah satu atraksi wisata yang mempunyai ciri tersendiri, agar menarik minat wisatawan lokal, regional, nasional maupun internasional. Jadi harus ada ciri khas yang menonjolkan Banyumas. Saya yakin akan menjadi satu festival yang menjadi tujuan wisata," pungkasnya.(Rusmono)

Iklan