Iklan

Iklan

,

Iklan

 


LIKA-LIKU MENJADI PEMANDU KARAOKE (PK) - 01 Menjadi PK Demi Kesembuhan Sang Ibu Dari Sakit

Redaksi
Kamis, 18 Oktober 2018, 12:47 WIB Last Updated 2018-10-18T05:47:51Z
SALATIGA, harian7.com – Menjadi pemandu karaoke (PK) itu sebenarnya bukan keinginanku, namun apa daya setelah melihat ibu kandungku sakit dan tidak bisa apa-apa lagi. Aku yang merupakan anak ‘mbarep’ dari dua bersaudara, akhirnya kuputuskan untuk beralih profesi. Yang awalnya aku bekerja di salon, kini sudah delapan bulan lamanya aku nekat menjadi ‘wanita penghibur’ alias pemandu karaoke (PK) di tempat karaoke. Inilah pengakuan dari Memey (26) – bukan nama sebenarnya – ketika ditemui harian7.com, di salah satu café di Kota Salatiga, belum lama ini.

        “Awalnya aku bekerja di salon kecantikan dan telah berjalan satu setengah tahun. Sejak delapan bulan ini, aku tinggalkan kerja di salon dan nekat menjadi pemandu karaoke (PK). Ini aku lakukan setelah ibu kandungku jatuh sakit dan membutuhkan banyak biaya untuk biaya pengobatan,” ujar Memey, yang menolak untuk difoto. 

        Menurut janda satu anak ini, bahwa apa yang dilakukannya itu semata-mata untuk cepat mendapatkan uang. Karena, selama satu setengah tahun kerja di salon, pendapatannya pas-pasan dan habis untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Itupun, sang ibu sebelum jatuh sakit masih membantu bekerja di salah satu klinik kesehatan.

        Ternyata menjadi PK, awalnya diakui canggung dan terasa kaku bahkan serba salah dikala menemani seseorang yang baru dikenalnya, apalagi di dalam ruangan yang remang-remang. Bahkan, saat menyanyi pun, masih sering keliru dan kadang putus-putus. Dari sini, akhirnya merasa tertantang.

        “Oooo yha mas, aku nekat menjadi PK itu karena tawaran dan ajakan kenalanku melalui facebook (FB). Dari perkenalan yang hanya melalui medsos ini, kemudian dilanjut dengan pertemuan langsung. Singkat cerita, aku butuh kerjaan yang cepat mendapatkan uang karena memang aku butuh uang banyak untuk membantu pengobatan sang ibu,” kata janda yang mengaku pernah mengenyam kuliah di salah satu perguruan tinggi di Salatiga selama dua tahun ini.

        Sekali, dua kali, tiga kali menemani tamu untuk nyanyi, ternyata diakuinya semakin memantapkan niatnya menjadi PK dan mengantongi banyak duit. Bahkan, dengan penampilannya yang tidak suka ‘menor’ inilah membuat tamu-tamu lelaki semakin tertarik untuk memanggil dirinya menemani karaoke. Bahkan, menginjak bulan ketiga menjadi PK, niat lebih akhirnya harus dijalani dan bukan hanya menemani di ruang karaoke saja namun menjadi teman “dibalik selimut”.

        “Aku akui saat melayani tamu untuk karaoke, aku ikuti apa kemauannya di dalam room. Bahkan, kalaupun aku menolak, aku coba menolak secara halus agar tamu tidak tersinggung. Dari caraku ini, ternyata membuat tamu-tamu menjadi terpesona dengan caraku ini. Hingga, suatu ketika ada tamu yang memang tidak suka menyanyi namun suka dengan musik mengajakku karaoke. Ternyata, sang tamu ini, merayuku untuk mau menemaniku di kamar,” tuturnya.

        Ajakannya itu aku turuti setelah empat lagu aku nyanyikan, dan sang tamu merasa senang lalu merayuku untuk beralih tempat. Dari sini, tepat tiga bulan lamanya aku menjadi PK, aku harus melayani tamu itu di ranjang. Entah setan apa yang menggelayut dalam diriku, kuikuti saja kemauan sang tamu. Dan terjadilah hubungan intim hingga aku mendapatkan bayaran berkali lipat dari hanya sekedar melayani tamu di room karaoke.

        Saat harian7.com mencoba menanyakan apa saja yang harus dilayani di luar room karaoke, perempuan yang lulusan salah satu SMK di Temanggung ini mengaku lebih bebas dan menyenangkan. Dan yang utama adalah harus mau melayani nafsu birahi sang lelaki tersebut. Hanya saja, untuk melayani luar dalam tamunya itu, Memey tidak mau di hotel di Salatiga.  (bersambung # Heru Santoso)

Iklan