Dialog yang dibuka Walikota Salatiga Yuliyanto SE MM itu, turut hadir antara lain Direktur Informasi dan Komunikasi Manusia dan Kebudayaan Kementerian Kominfo RI Wiryanta, Walikota Salatiga, Yuliyanto, Wakil Walikota Salatiga, H Muh Haris serta perwakilan Forkopimda Kota Salatiga.
Nara sumber dialog adalah Wakil Ketua Jaringan Gusdurian Dr KH Abdul Moqsith Ghazali - Aktivis sosial Romo Aloysius Budi Purnomo Pr - Staf Khusus Menteri Kominfo Prof Dr Drs Henri Subiakto SH MSi serta Staf Kepresidenan RI Munajat PhD.
“Tema dialog itu punya makna sebagai nilai yang strategis utamanya menjelang pesta demokrasi terbesar di Indonesia, yaitu Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Legislatif tahun 2019. Sikap dan perilaku saling menghormati, menghargai, dan toleransi sangat dibutuhkan untuk tetap menjaga kondusivitas dan keharmonisan masyarakat baik dalam kehidupan nyata maupun dunia maya,” terang Yuliyanto dalam sambutannya sebelum membuka acara dialog.
Sementara, Wiryanta (Direktur Informasi dan Komunikasi Manusia dan Kebudayaan Kementerian Kominfo RI) menyatakan, bahwa merawat kebhinnekaan adalah tugas semua warga negara. Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia dibangun dari keanekaragaman dan perbedaan, yang mempunyai persamaan niat membentuk negara Indonesia.
Dialog public yang diikuti ratusan peserta ini dalam rangka memperingati Haul ke-3 KH Zoemri RWS (pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) ‘Al Falah’). Selain dialog public, digelar pula pentas reog dan pagelaran wayang kulit dengan lakon ‘Pandawa Binangun’ dengan dalang Ki Medhut Soedharsono dan didukung bintang tamu Kirun Cs. (Hms / Heru)
