Iklan

Iklan

,

Iklan

Selamatkan Peninggalan Leluhur Yang Nyaris Punah, Pecinta Keris di Salatiga Bentuk Komunitas/Paguyuban

Redaksi
Jumat, 27 Juli 2018, 22:33 WIB Last Updated 2018-07-27T15:38:57Z
Budaya,harian7.com - Keberadaan Keris saat ini menjadi barang langka yang mulai jarang ditemukan dan nyaris punah di bumi Pertiwi Nusantara ini. Hal ini mengundang beberapa pecinta keris di Salatiga yang tergabung dalam Paguyuban Pemerhati Keris Salatiga (Pamerkersa Joko Tingkir) untuk terus melestarikan keberadaan keris.

Saat ditemui ditemui harian7.com di Galeri keris miliknya di Pasar Andong, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan  Sidomukti, Salatiga Jumat (27/7/2018) malam, Supri atau yang kerap di sapa Kijogo Pesisir salah satu anggota Pamerkarsa Joko Tingkir ini mengatakan, pusaka peninggalan leluhur yang satu ini beragam dan  memiliki corak, bentuk, hingga umur yang berbeda-beda. Kini ia dan beberapa anggota lainya berupaya untuk melestarikan pusaka keris agar tidak punah keberadaanya dan sejarahnya.

"Keberadaan dan tujuan di bentuknya Pamerkasa Joko Tingkirn ini yakni untuk menguri-uri budaya Jawa khususnya tentang keris. Pasalnya keris yang menjadi warisan budaya asli Nusantara kini mulai hilang ditelan zaman,"katanya.
Koleksi keris milik Supri yang di pamerkan di Galeri.

Lanjut Supri, Dengan dibentuknya Pamerkasa Joko Tingkir ini untuk melestarikan keris sebagai bagian nguri-nguri budaya Jawa dan jangan sampai keris yang menjadi milik Nusantara diakui negara lain.

Kepada harian7.com, Supri memperlihatkan Berbagai jenis keris dari zaman ke zaman dimiliki diantara zaman Kerajaan Islam hingga Kerajaan Hindu Budha, bahkan yang paling tua yakni keris dari zaman Kerajaan Singosari. Karena kekayaan sejarah budaya inilah, menjadi kewajiban setiap orang untuk melestarikan keris.

"Sebenarnya masih banyak lagi koleksi saya mas. Ini baru sebagian saja,"ungkap Supri sembari memperlihatkan satu persatu koleksinya.

Saat di tanya apakah keris koleksi miliknya itu di jual belikan, Supri menjawab ada yang di jual namun ada yang tidak. Namun meskipun di jual juga masih dalam kalangan komunitas pencinta keris. Ketika di tanya masing-masing keris di jual dengan nominal berapa, Supri menyebutkan, Untuk harganya tidak ternilai dan tidak bisa di jadikan tolak ukur.  Namun yang pasti jatuh ke tangan anak negeri.

"Kalau mengenai harga sih relatif mas. Tergantung, yang jelas disini mengutamakan sisi melestarikan saja. Terus untuk masalah harganya di mulai dari Rp 500 ribu hingga Jutaan, tergantung bentuk,jenis dan pamornya serta usia,"jelasnya.
Salah satu koleksi Sri Mulyadi.

Terpisah, seperti halnya yang diungkapkan seorang pelestari keris bernama Sri Mulyadi warga Dusun Karang Dawung RT 02 RW 03, Desa Bonomerto, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Ia mengaku pada zaman dulu  sering menjual (memaharkan)  benda - benda pusaka salah satunya adalah keris. Namun ia mengaku saat ini dirinya sudah berhenti total dan tidak lagi memperjual belikan pusaka peninggalan leluhur ini.

"Kalau dulu saya sering memaharkan benda-benda pusaka di antaranya keris, namun saat ini sudah tidak lagi mas. Saya hanya mengoleksi dan merawatnya saja,"katanya.
Sri Mulyadi saat memperlihatkan keris koleksi miliknya. (Foto: Agus Subekti)

Ketika ditanya saat ini mempunyai koleksi keris berapa, Sri Mulyadi mengaku mempunyai 10 dan dari sekian pusaka keris yang ia miliki ada satu keris yang jadi primadonanya yakni keris Nogo Sosro dan Keris Buntel mayit.

"Ya intinya saat ini saya hanya mengkoleksi saja mas. Karena niatan untuk menjaga dan melestarikan peninggalan nenek moyang ini,"pungkasnya.(M.Nur)

Iklan