Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Warga Dusun Bowongan Gelar Tradisi "Pamongan" Sebagai Wujud Ungkapan Syukur Kepada Sang Pencipta

Redaksi
Jumat, 29 Juni 2018, 16:35 WIB Last Updated 2018-06-29T09:35:00Z
MAGELANG, harian7.com - Pamongan merupakan sebuah acara kenduri dan makan bersama yang dilakukan 35 hari (selapan) dari hari lahir anak pada penanggalan Jawa atau yang sering disebut weton. Pamongan ini diwujudkan dengan  nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauk, sayur urap dan kerupuk. Tradisi ini dilakukan untuk berharap kebaikan serta rasa syukur atas nikmat dan karunia yang diberikan Tuhan pada seseorang.


Kegiatan seperti ini sudah turun temurun dari nenek moyang kita dan kini masih di lestarikan oleh kebanyakan warga masyarakat di Dusun Bowongan Desa / Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.

Pamongan biasa dilakukan untuk memperingati hari lahir hingga sebelum Ahir baliq anak, selanjutnya untuk mempermudah mengingatkan acara ini kadang dilakukan Setiap hari raya idul Fitri, hal ini diharapkan bagi anak yang di (pamongi) dalam istilah Jawa agar anak tersebut  dijaga ( dimomong )  oleh berbagai mahluk yang baik entah kasat mata ataupun tidak.

Menurut keterangan Sesepuh Dusun tersebut, Asemoredjo (87) saat di temui harian7.com pada Jumat (29/06/18) mengatakan," Tradisi Pamongan ada sebagai ungkapan bentuk rasa sujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berharap agar anak yang di pamongi selalu mendapatkan berkah keselamatan serta selalu menurut dalam bimbingan orang tua agar ke depan menjadi anak yang sholeh atau sholikah serta berbakti kepada orang tua maupun agama dan bangsa, " terangnya.

Pamongan tersebut di taruh dalam cobek besar yang didasari daun pisang serta adanya beberapa dedaunan lain dan sayuran serta biasa di makan bareng bareng sanak saudara di teras rumah yang sebelumnya sudah di bacakan do'a oleh Dukun bayi yang merawat dari saat kelahiran anak yang di pamongi. ( Ady Prasetyo)

Iklan