Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Meriahnya Pameran Buku Konten Lokal, Sajikan Buku Tentang Kota Salatiga

Redaksi
Jumat, 25 Mei 2018, 10:10 WIB Last Updated 2018-05-25T03:14:28Z
Salatiga,harian7.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga kembali  menggelar pameran buku konten lokal dan terbitan daerah jilid III dengan tema "Membaca Salatiga". Acara yang digelar di halaman parkir Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga tersebut berlangsung  mulai hari ini, Jumat (25/5/2018) sampai dengan hari Minggu (27/5/2018).

Dalam Pameran konten lokal buku tahun 2018 ini di kemas berbeda dengan pameran yang digelar sebelumnya. Kali ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga menampilkan berbagai karya buku tentang Kota Salatiga dan berbagai koleksi buku dari Badan Pusat Statistik Kota Salatiga, UKSW, Penerbit Salatiga, Rumah Literasi Pojok Buku, SDN Kutowinangun 1, IAIN, BAPELITBANGDA, Bagian Humas dan Protokol, Setwan, Bagian Hukum Setda, B2P2VRP, LSM Percik, Widya Sari press, Griya Media, Penulis Salatiga diantaranya, Betty Wahyu Nilla Sari, Agus Setiadji, Itmamudin, Suryo Sakti Hadiwijoyo dan juga karya lukis dari para seniman perupa Kota Salatiga, serta ada juga yang dipamerkan berupa dokumentasi foto-foto Salatiga tempo dulu yang masih tersimpan baik.

"Tujuan pameran buku konten lokal ini digelar bertujuan untuk mengenalkan hasil karya penerbit dan penulis salatiga serta tulisan atau karya tentang salatiga baik bentuk buku maupun non buku. Kegiatan pameran ini adalah momentun yang penting untuk mengenalkan dan mempromosikan koleksi konten lokal perpustakaan dan terbitan sejumlah penerbit," kata Kepala Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kota Salatiga, Slamet Setyo Budi,SE.,M.Acc, saat memberikan sambutan dalam pembukaan pameran buku tersebut, Jumat (25/05/2018).

Budi mengaku gembira dengan diselenggarakannya pameran ini,  pasalnya kegiatan tahun ini semakin banyak pihak yang ikut berpartisipasi.

"Kita semua berharap koleksi konten lokal tentang Salatiga khususnya, dapat dikenal masyarakat, diapresiasi, sekaligus dilestarikan secara baik. Dan dapat dimaksimalkan khususnya para penerbit dan penulis, sekaligus dapat sebagai ajang untuk mempromosikan terbitan, penulis yang memiliki pangsa pasar kecil dan terbatas," tuturnya.

Dijelaskan Budi, bahwa perpustakaan pada hakekatnya hadir di tengah masyarakat untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Perpustakaan daerah salatiga sebagai institusi yang melaksanakan layanan perpustakaan, juga dituntut oleh UU untuk mengembangkan koleksi kekhasan budaya daerah," jelasnya.

Menurut Budi, koleksi koleksi konten lokal ini bagi salatiga adalah sebuah kekayaan yang tak ternilai harganya. Untuk itu, pihaknya berharap melalui kegiatan ini kedepan bisa lebih terjalin silahturrohmi dan komunikasi dalam memperkuat koleksi konten lokal di Kota Salatiga dan Dinas Persip Kota Salatiga bisa menjadi benteng dalam pendokumentasian bibliografi di aras lokal Salatiga untuk kepentingan informasi, pendidikan, penelitian serta rekreasi masyarakat.

Terpisah, Kepala Bidang Perpustakaan, Drs.Agus Hari Supomo mengatakan jika dalam pameran kali ini juga dimunculkan buku Darmiyanto, "sang pengayuh becak prestasi segudang".

"Kiranya sebutan layak disandang pak Darmiyanto, sebab dengan konsistensinya ditunjukkan sampai sekarang, bergudang prestasi menjadi bukti, bukan tidak mungkin ukiran prestasi baru masih akan terus bertambah. Prestasi yang diiringi dengan pola dan cara pandang hidup disiplin, serius, sederhana dan penuh rasa syukur," kata Agus.

Ditambahkannya, sejarah Kota Salatiga banyak ditandai dengan banyaknya gedung dengan macam macam keunikkan karakter, menjadi bukti bahwa salatiga sejak dulu merupakan kawasan multi etnis yang sama sama mempunyai peran dalam perjalanannya, termasuk salah satunya adalah etnis China.

"Dengan latar belakang sejarah panjang, salatiga adalah kota yang layak ditelusuri secara detail perkembangannya, baik dari segi budaya, seni bangunan dan arsitektur, pemerintahan, perekonomian dan aktifitas masyarakat dari masa ke masa," tambahnya.

Di sisi lain, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Dinas Persip Kota Salatiga, Suryanto,SH menuturkan jika Kota Salatiga memiliki sejarah yang layak ditelusuri, salah satunya adalah kapan Kota Salatiga berdiri.

"Dengan pendekatan kondisi geografis dan analisis sumber sejarah baik yang berdasar legenda maupun yang tertulis." ujar Suryanto.

Menurutnya, jika ingin melihat Indonesia dalam skala kecil dengan kondisi masyarakat yang aman, tentram dan saling menghargai satu sama lain, dirinya meminta masyarakar luar kota maupun luar Provinsi untuk datang ke Kota Salatiga, kota dengan predikat sebagai kota paling toleran kedua se Indonesia.

"Salatiga sebagai kota multi etnis sejak jaman dulu sudah didiami oleh banyak sekali etnis, salah satunya adalah etnis toonghoa. Keberadaan mereka ikut andil dalam pengaruh budaya dan aktivitas masyarakat Kota Salatiga," pungkasnya. (M.Nur)

Iklan