Iklan

,

Iklan

TKI Asal Randusari Meninggal Dunia di Arab Saudi

Redaksi
Rabu, 04 April 2018, 19:02 WIB Last Updated 2018-04-04T12:21:52Z
Mariyati (tengah) tunjukkan foto ibunya yang disimpan di HPnya.

UNGARAN, harian7.com – Purtiyem (49) warga Dusun Randusari RT 11 RW 04, Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, yang menjadi TKI di Arab Saudi, dikabarkan meninggal dunia akibat sakit lambung yang dideritanya. Korban sempat menjalani perawatan di rumah sakit di Arab Saudi selama lima hari. Kabar meninggalnya korban, diterima suaminya Jumadi (51) dan Mariyati (24) anak kandungnya melalui telepon dari Arab, Selasa (3/4) sekitar pulul 13.00 wib.

        “Sebelum ada kabar istrinya meninggal dunia, pukul 07.00 wib, istri saya masih sempat telepon dan ngobrol dengan anak saya Mariyati agak lama. Bahkan, cerita pula tidak lama lagi akan pulang dan telah menyiapkan oleh-oleh untuk ketiga cucunya. Namun, siangnya pukul 13.00 wib, datang kabar mengejutkan dan mengagetkan, jika istri saya sudah meninggal dunia di rumah sakit,” kata Jumadi didampingi Maryati, anak kandungnya kepada harian7.com, Rabu (4/4) siang.

        Dalam sambungan telepon dengan teman korban di Arab Saudi itu, disebutkan pula jika istrinya sempat menjalani perawatan selama lima hari di salah satu rumah sakit di Arab Saudi karena sakit lambung. Bahkan, kedua kakinya mengalami bengkak dan sempat mengeluarkan cairan.

Jumadi menambahkan, istrinya pertama kali berangkat menjadi TKI di Arab Saudi itu pada tahun 1996 silam melalui jasa ‘sponsor’  yang kini telah meninggal dunia. Lalu diberangkatkan oleh PJTKI PT Markoria Putra, yang kabarnya perusahaan tersebut telah tutup sejak lama. Saat itu, anaknya masih berusia 18 bulan. Kini, anaknya yang bernama Mariyati telah menikah dan dikaruniai tiga orang anak. Sejak tahun 1996, istrinya rutin pulang lalu berangkat lagi.

Terakhir berangkat lagi ke Arab Saudi tahun 2006 lalu dan tahun 2018 berencana pulang ke Randusari. Namun, rencana itu tinggal rencana, ternyata Tuhan berkehendak lain. Pada Selasa (3/4) sekitar pukul 13.00 wib, istrinya meninggal dunia karena sakit lambung.

“Tuntutan saya hanya satu, dan tidak neko-neko. Yaitu, istri saya dapat secepatnya dipulangkan ke Randusari secara gratis. Karena kalau keluarga harus menanggung biaya pemulangan, itu sangat tidak mungkin,” ujar Jumadi.

Sementara, Nur Kholis SHI, Sekretaris Desa (Sekdes) Glawan menyatakan, setelah mendapat kabar jika Purtiyem meninggal dunia di Arab Saudi, pihaknya langsung mendatangi rumah korban. Pihak pemerintah desa (Pemdes) Glawan akan membantu menyiapkan berkas persyaratan untuk kelengkapan pemulangan jenasah Purtiyem itu.

        “Untuk kelengkapan persyaratan atau berkas yang harus disiapkan, telah kami bantu mengurusnya dan beberapa berkas sudah ditandatangani Kepala Desa (Kades) Glawan dan Camat Pabelan, Roffiuddin. Tuntutan suami korban hanya satu, jenasah Purtiyem secepatnya dapat dipulangkan ke rumahnya dan mendapatkan santunan,” kata Nur Kholis Sekdes Glawan didampingi Sumardi, Kepala Dusun (Kadus) Randusari, Sumardi di rumah korban kepada harian7.com.

        Perlu diketahui, jika perusahaan penyalur yaitu PT Markoria Putra, yang memberangkatkan Purtiyem ke Arab Saudi telah tutup sejak lama. Begitu juga, orang yang membantu menyalurkan atau disebut ‘sponsor’ juga sudah meninggal dunia. (Heru/M.Nur)

Iklan