“Nonton bareng (nobar) ini harapannya dapat menjadi bagian dari inovasi pengembangan pengetahuan khususnya bagi pendidikan maupun anak didik itu sendiri. Melalui film ini, akan dapat dengan mudah dipahami baik untuk isi, materi serta pesan didalamnya,” kata H Muh Haris, Wakil Walikota Salatiga dalam sambutannya.
Ditambahkan, Pemkot Salatiga masih memposisikan bidang pendidikan pada prioritas utama. Lalu, kesehatan, UMKM, wajah kota serta infrastruktur. Dan pendidikan itu sendiri, sarana paling tepat dalam memutus mata rantai kemiskinan. Dengan pendidikan, diyakini akan dapat mengurai kemiskinan.
Sementara, Triana Wulandari, perwakilan Direktorat Sejarah, Dirjen Kebudayaan kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan, bahwa khususnya kebudayaan khas di Kota Salatiga kedepannya masih perlu untuk diangkat kembali.
“Di Salatiga ini, ada kesenian apa saja dan perlunya didata dan kemudian disahkan ke Walikota Salatiga serta dilanjutkan kepada Gubernur Jateng. Dari sini, kami akan menjadi dasar strategi kebijakan kebudayaan,” kata Triana.
Menurutnya, para pendidikan yang mengikuti pemutaran film ini, diharapkan dapat membuka pemahaman, gali inspirasi dan kedepan dapat mengarahkan ke anak didik sebuah perjuangandan semangat menjalani kehidupan.
Dalam nobar ini, diikuti tidak kurang 750 orang yang merupakan perwakilan dari pendidik di Kota Salatiga. Film ini sengaja disajikan buat para pengajar, penilik sekolah, dinas/instansi terkait. (Heru)
