Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Menanggapi Keluhan Warga Terkena Dampak Limbah Kandang Babi, DLH Kabupaten Semarang Gelar Sosialisasi

Redaksi
Jumat, 27 April 2018, 08:01 WIB Last Updated 2018-04-27T08:12:09Z
Ungaran,harian7.com - Puluhan peternak babi dan masyarakat sekitar kandang ikuti kegiatan Sosialisasi Peningkatan Ketaatan Pelaku Usaha Peternakan Babi Terhadap Kebijakan Lingkungan Hidup yang di laksanakan Rabu (25/04/ 2018) kemarin di Aula Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang.

Latar belakang dilaksanakannya kegiatan ini adalah banyaknya aduan terhadap usaha/kegiatan peternakan babi di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang yang dilaporkan masyarakat terkait dugaan munculnya bau menyengat yang berdampak mengganggu kesehatan.

Menanggapi hal tersebut,  Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang berinisiatif mengumpulkan para peternak babi, untuk diberikan pengarahan tentang cara pengelolaan yang berwawasan lingkungan hidup.

Acara Sosialisasi dibuka oleh Kepala DLH Kabupaten Semarang  Nurhadi Subroto serta menghadirkan narasumber dari BBTPPI (Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri) Jateng Bekti Marlena dan Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) SIDAK Agus Subekti.

Kepala DLH Kabupaten Semarang  Nurhadi Subroto kepada harian7.com mengatakan, Terimakasih atas kepedulian masyarakat yang ikut membantu berpartisipasi menyampaikan adanya kerusakan lingkungan. Sekurang - kurangnya bahwa itu masyarakat peduli ingin lingkunganya sehat dan saya mengapresiasi hal itu. Kemudian mengenai keluhan dampak limbah yang disebabkan oleh peternakan babi tentu ada budaya yang sangat baik yakni budaya musyawarah yang tentunya dapat di pastikan ada solusinya.

"Dengan budaya musyawarah kan pasti ada solusi, misalkan bau yang sangat menyengat, sekarang kan jamannya teknologi, oleh karena itu tentunya harus ada upaya untuk rekayasa teknologi, karena itu salah satu cara agar  bisa mengatasi persoalan limbah. Untuk menjalankan itu semua sudah pasti ya keluar biaya, kan pengusaha juga cari duit. Jangan sampai peternak yang untung yang lain buntung, nggak baikan,"ungkapnya.

Lanjut Nurhadi, Mengenai persolan ini harus  dibuka solusi. Jadi intinya ya masih harus dikomunikasikan antara masyarakat dan Pengusaha ternak.

"Saya harapkan perlu harus ada komunikasi baik antara masyarakat dengan pengusaha tenak babi. Untuk itu biar suasananya kondusif maka harus difasilitasi oleh pemerintah desa, Kecamatan atau kabupaten dan tentunya kami yang di kabupaten adalah yang untuk amanat tentang pengelolaan lingkungan hidup yang ada di Dinas Lingkungan Hidup,"terang Nurhadi.

Sementara Agus Subekti dari LAPK Sidak selaku narasumber dalam acara ini mengatakan, pengelolaan kandang babi selama ini masih tradisional dan menimbulkan dampak kebauan dan lalat perlu dikelola dengan baik dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksi ternak, lebih ramah lingkungan, dan tidak berdampak pada masyarakat sekitarnya.

"Menurut pengamatan saya untuk pengelolaan limbah masih jauh dari standar, terkusus dua kandang babi di Dusun Dalangan, Desa Sumogawe itu. Diharapkan untuk pengelolaan limbah segera di benahi agar tidak berdampak buruk bagi masyarakat sekitar,"kata Agus.


Terpisah, Kepala Desa Sumogawe Marsudi kepada harian7.com mengatakan, sebelum permasalah limbah kandang babi bergejolak pihaknya sudah berupaya untuk mengadakan musyawarah. Namun pihak pengusaha ternak kandang babi tidak pernah menghirau dan juga memperhatikan.

"Setiap ada pertemuan pihak pengusaha tidak hadir dan justru malah di wakilkan mandornya. Oleh sebab itu akhirnya warga membuat pernyataan yang inti isinya kandang ternak babi harus di tutup,"jelasnya.

Lanjut Marsudi, pernyataan wargapun bukan tanpa alasan, pasalnya dampak dari limbah peternakan babi tersebut selain bau yang menyengat juga sangat mengganggu kesehatan warga.

"Saat itu kita sudah berupaya untuk musyawarah berkali kali dan bahkan turut mendatangkan tim medis dari Puskesmas Getasan, dan pihak puskesmas menyatakan jika dampak dari limbah kandang babi menggangu kesehatan,"tandas Marsudi.

Haryanto salah satu pengurus paguyuban pengusaha ternak babi saat di konfirmasi harian7.com mengatakan, pihaknya akan mengikuti apa yang di sampaikan kepala desa dan Kepala Dusun yang bersangkutan dan akan memberi tembusan ke Muspika Getasan untuk melakukan musyawarah mufakat guna mencari solusi yang terbaik.

"Kita segera akan memberikan tembusan muspika dulu dan nantinya kepala desa yang bersangkutan dan pihak peternak beserta  kadus setempat untuk dilibatkan dalam musyawarah untuk mufakat bagaimana baiknya,"jelasnya.(M.Nur/Win)

Editor : Shodiq

Iklan