 |
Patung dr Tjipto Mangoenkoesoemo yang berdiri di Taman dr Tjipto, Gamblok, Ambarawa.
|
Peresmian patung tersebut dilakukan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, Sabtu (3/3) malam. Dalam peresmian tersebut dihadiri Bupati Semarang H Mundjirin, Forkompinda, para pejabat di lingkungan Pemkab Semarang, tokoh masyarakat maupun tokoh agama di kabupaten ini.
Mendagri Tjahjo Kumolo menyatakan, bahwa peresmian patung dr Tjipto Mangoenkoesoemo di Ambarawa ini merupakan pembangkit rasa nasionalisme. Hal ini, karena dr Tjipto Mangoenkoesoemo dengan tiga serangkai-nya adalah pelopor terjadinya kebangkitan nasional.
“Dengan diresmikannya patung ini, saya nilai sebagai salah satu bentuk ungkapan rasa terima kasih dan sebuah penghargaan atas jasa Tjipto Mangoenkoesoemo yang berjasa dalam merebut kemerdekaan Indonesia,” kata Tjahjo Kumolo dalam sambutannya saat peresmian patung tersebut, Sabtu (3/3) malam.
Tjipto Mangoenkoesoemo bersama Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara itu merupakan tiga pahlawan yang dikenal dengan Tiga Serangkai. Mereka bertiga ini, juga sebagai penyebar ide atau gagasan tentang pemerintahan Indonesia. Bahkan, dinilai tegas dan kritis terhadap pemerintahan Hindia Belanda saat itu.
Dokter Tjipto Mangoenkoesoemo ini dimakamkan di pemakaman umum Kupang Tegal, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Dan patung Dokter Tjipto Mangoenkoesoemo ini berada di pertigaan Gamblok, Jalan Jenderal Sudirman. Selain berdiri megah patung dr Tjipto Mangoenkoesoemo, dibawahnya dibuat pula Taman dr Tjipto.
Beberapa warga Ambarawa yang ikut menyaksikan peresmian patung tersebut, mengaku bangga. Pasalnya, dengan adanya patung tersebut akan menjadikan masyarakat mudah mengingat dan mengenang pahlawan tersebut. Selain patung dr Tjipto juga ada patung Pangsar jenderal Soedirman. Kedua pahlawan tersebut termasuk yang membawa nama besar Ambarawa dikenal di tingkat nasional maupun internasional.
“Kami senang dan bangga, di Ambarawa selain telah ada patung Pangsar Jenderal Soedirman, kini berdiri megah patung dr Tjipto Mangoenkoesoemo. Harapan kami, patung ini dapat dirawat serta menjadi ‘icon baru’ di Ambarawa. Jangan sampai di komplek patung dr Tjipto ini dikotori oleh tangan-tangan jahil,” tandas Agung Widianto (53), warga asli Ambarawa, yang kini menetap di Malang, Jawa Timur yang sengaja datang ke Ambarawa untuk mengikuti peresmian patung dr Tjipto, sekaligus ‘nyekar’ di makam kedua orangtuanya kepada harian7.com. (Heru)
Editor : M.Nur
