Iklan

Iklan

,

Iklan

 


Aktifis Yayasan Geni ‘Gerudug” Rumah Prof Arief Budiman

Redaksi
Sabtu, 13 Januari 2018, 20:26 WIB Last Updated 2018-01-13T13:26:30Z
Puluhan aktifis Yayasan Geni bersama dengan Prof Arief Budiman.
SALATIGA, harian7.com – Rumah Prof DR Arief Budiman di Kemiri, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga yang biasanya sepi, pada Sabtu (13/1) terlihat ramai dengan hadirnya puluhan aktifis Yayasan Geni Salatiga di era tahun 1980-1990 an. Mereka sengaja berkumpul di rumah yang bangunannya dirancang oleh Romo Mangunwijaya itu, selain menggelar “reuni aktifis” juga merayakan ulang tahun Prof DR Arief Budiman yang ke 77.      
Eri Sutrisno, salah seorang penggagas “reuni aktifis” yang juga mantaan aktifis Yayasan Geni mengatakan, bahwa Prof DR Arief Budiman yang merupakan partner diskusi dan pendamping Yayasan Geni Salatiga, sejak beberapa waktu menderita sakit. Bahkan, kini harus menggunakan kursi roda unuk beraktifitas. Era tahun 1980-1990 an silam, aktifis Yayasan Geni ini getol dalam menentang isu penggusuran dokar dan becak maupun penebangan pohon di Kota Salatiga. Juga memberikan advokasi terkait permasalahan Waduk Kedung Ombo di Kabupaten Boyolali, maupun isu-isu besar lainnya.
          “Kehadiran kami di rumah Pak Arief Budiman ini, selain menggelar acara “reuni aktifis” juga memberikan hiburan kepada Pak Arief yang merayaan ulang tahunnya yang ke 77 tahun, yang jatuh pada 3 Januari 2018. Pak Arief yang kini harus melawan sakitnya dan menggunakan kursi roda dalam kesehariannya merasa senang dengan kehadiran mantan aktifis ini. Jika, kami dulu bersama melawan ketidak-adilan pemerintahan era orde baru, sekarang ini kami hadir dan berkumpul dengan membawa kegembiraan yang ditebarkan, harapannya dapat membantu memulihkan kondisi kesehatan Prof Arief Budiman,” terang Eri Sutrisno kepada harian7.com, Sabtu (13/1).
          Dari puluhan mantan aktifis Yayasan Geni Salatiga ini, nampak hadir didalamnya diantaranya tokoh dan pernah menjadi sorotan publik waktu itu, Stanley Adi Prasetyo yang kini menjadi Ketua Dewan Pers, Andreas Harsono (peneliti Human Rights Watch), Gardjito Kasilo (ahli komunikasi), Moelyono (pelukis) serta Halim Hade (budayawan). Selain itu, mantan aktifis yang lain yang kini bergelut dalam profesinya, diantaranya menjadi seniman, wartawan, peneliti maupun yang lain.
          Bersamaan pertemuan ini, Prof Arief Budiman menerima kenang-kenangan buku dengan judul “Arief Yang Budiman” karya Komunitas Geni. Buku tersebut berisi kumpulan tulisan tentang teladan Arief Budiman dan sketsa karya Goenawan Mohammad. (Heru)

Iklan