Iklan

Iklan

,

Iklan

Masalah AKI dan AKB Menjadi Isu Strategis dari Pusat Maupun Daerah

Redaksi
Rabu, 22 November 2017, 00:13 WIB Last Updated 2017-11-21T17:15:49Z
Wawali Salatiga H Muh Haris saat memberikan sambutannya.
SALATIGA, harian7.com - Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dalam mendeteksi dini masalah ibu hamil, bersalin maupun nifas, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga menggelar pertemuan peningkatan koordinasi Kelompok Sayang Ibu dan Bayi (KSI ), di Aula Kantor Kecamatan Sidomukti, Selasa (21/11).
Kabid Kesehatan masyarakat DKK Salatiga, M Marhadi mengatakan, bahwa Angka Kematian Ibu (AKI ) dan Angka Kematian Bayi (AKB ) itu merupakan indikator status kesehatan masyarakat. Pertemuan ini dimaksudkan untuk saling bertukar pengalaman antar kelompok sayang ibu dan bayi. Selain itu juga meningkatkan peran masyarakat dalam deteksi dini permasalahan ibu hamil, bersalin dan nifas.
“Acara yang digelar ini, juga dalam rangka memperkuat program Gubernur Jawa Tengah yaitu 5NG (Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng),” kata Marhadi.
Sementara, Wakil Walikota Salatiga H Muh Haris menyatakan, pihaknya mengingatkan kepada semua kader KSI, aparatur pemerintah maupun PKK untuk selalu berperan di garda terdepan dalam meningkatkan status derajat kesehatan masyarakat. Permasalahan AKI dan AKB ini menjadi isu strategis baik ditingkat pusat maupun daerah, bahkan di tataran internasional,” kata Muh Haris.
“Harapan kami, ada keterlibatan aktif dari Lurah maupun Camat untuk melakukan pemecahan masalah kesehatan. Utamanya, kasus kematian ibu di wilayahnya dan peran PKK sebagai masyarakat terdekat harus turut ambil bagian dengan mengambil sasaran ibu hamil melalui Dasawisma,” kata Muh Haris.
Di Kota Salatiga hingga November 2017 terdapat 6 kasus kematian ibu yang berasal dari 6 kelurahan berbeda. Ini meningkat dibandingkan tahun 2016 lalu hanya 4 kasus. Untuk kasus kematian bayi di tahun 2017 sudah terdapat 26 kasus, sedangkan tahun 2016 ada 39 kasus dan tahun 2014 lalu hanya 35 kasus kematian anak. (Heru/M.Nur)

Iklan