 |
| Bidan Ariyanti (Mengenakan pakain warna biru) |
Saat di temui harian7.com, Dengan tatapan kosong dan wajah pucat, kata-kata demi kata ia menceritakan peristiwa yang telah ia alami. Saat peristiwa terjadi, ia bersama keluarganya sedang berkemas kemas mempersiapkan untuk berkunjung ke rumah orang tuanya di Secang. Namun dengan sekejab tumpukan material bebatuan dan lumpur menerjang rumahnya.
"Saat itu saya dan keluarga sedang bersiap-siap untuk berkunjung kerumah orang tua saya di Secang, suami sudah memanasi mobil dan kedua anak saya sudah berada didalam bersama pembantu kami, lalu datang banjir itu dan menerjang rumah dinas kami,"tutur Ariyanti.
Kejadian itu begitu cepat, Seluruh isi rumah lenyap tertimpa reruntuhan material lumpur dan batu serta dinding rumah. Dan yang paling menyakitkan suami dan anakku tercinta turut terenggut dan meninggalkanku begitu saja.
"Seolah seperti mimpi, serasa tak percaya ini terjadi, namun saya iklhas karena semua sudah kehendak sang pencipta,"ungkap Bidan Desa dengan meneteskan air mata.
Lebih lanjut, Saat itu saya tertimpa reruntuhan dinding rumah hingga saya tak bisa bergerak. Selama berjam jam menahan lapar dan sakit hingga akhirnya saya diselamatkan.
"Saya menahan sakit, lapar, haus dan menahan rasa sakit. Emimum lumpur berada didepan mulut saya. Dalam hati hanya bisa berdoa dan pasrah apabila ini adalah kehendak Tuhan maka saya hanya minta bila saya meninggal, meninggalah saya dalam keadaan khusnul khotimah,"pungkasnya.
Untuk di ketahui, Suami dari Ariyanti yakni Catur Deni firmanto (34) dan dua anaknya, yang bernama Fayat Zaidan (5), dan Nisma yang masih balita. (Ady P)
Editor : Muza
