Iklan

Iklan

,

Iklan

Keberatan Ditarik Sumbangan, Sejumlah Ortu Siswa Baru di SMAN 2 Salatiga Mengadu ke DPRD

Redaksi
Senin, 29 Agustus 2016, 17:52 WIB Last Updated 2016-08-29T10:54:37Z
Sejumlah orangtua saat mengadu ke DPRD Salatiga.
SALATIGA, harian7.com - Sejumlah orangtua murid atau siswa klas 1 SMA Negeri 2 Salatiga resah dengan pungutan sumbangan tambahan Rp 4.500.000. Bahkan, penarikan sumbangan itu dinilainya tidak transparan dan memaksakan kehendak. Akibatnya, para orangtua yang keberatan akan penarikan sumbangan itu mendatangi DPRD Kota Salatiga untuk mengadukan permasalahan tersebut, Senin (29/8). Mereka di DPRD Salatiga, diterima oleh Ketua Komisi A DPRD Salatiga, Dance Ishak Palit dan anggota Komisi A, H Bambang Riantoko.
Ny Endang, warga Kalioso, Salatiga yang ikut mengadu ke DPRD Salatiga mengatakan, bahwa sumbangan tersebut dinilainya sangat memberatkan orangtua siswa baru SMA Negeri 2 Salatiga. Bahkan, penarikan sumbangan tambahan itu dinilai juga tidak transparan. Saat awal masuk ke SMA Negeri 2 Salatiga, ada ketentuan pembayaran untuk siswa laki-laki Rp 2.750.000 dan perempuan Rp 2.650.000. Pembayaran tersebut menurutnya sudah final dan tidak akan ada penarikan kembali.
Saat para orangtua siswa baru diundang rapat bersama pihak sekolah dan komite, muncul tambahan penarikan sumbangan sebesar Rp 4,5 juta. Alasan pihak sekolah dana yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk biaya membangun ruang kelas yang baru.
“Terus terang saya sangat keberatan, mengapa pihak sekolah tidak transparan sejak awal membicarakan hal tersebut. Dengan muncul sekarang ini, pihak sekolah kami nilai tidak transparan,” kata Ny Endang.
Hal senada diungkapkan Agus Sugiyarto, orangtua siswa yang lain, bahwa seharusnya pihak sekolah harus transparan sejak awal akan masalah keuangan. Terkhusus masalah pengambilan kebijakan yang terkait dengan penarikan dana atau sumbangan kepada para orangtua.
“Saya menilai, pihak sekolah dalam penarikan sumbangan ini terlalu memaksakan kehendak. Selain itu, tidak adanya transparansi dari sekolah sehingga menjadikan orangtua siswa merasa kecewa dan sangat keberatan,” ujar Agus Sugiyaro kepadaharian7.com, Senin (29/8).
Ditambahkan Agus, dalam kasus penarikan uang sumbangan baru ini, pihak sekolah sangat terkesan memaksakan kehendak. Seharusnya, pihak sekolah bersikap bijaksana terhadap penetapan SPI dan besaran jumlah SPI jangan sampai memberatkan para orangtua siswa.
Keanehan lain di SMA Negeri 2 Salatiga, sejak awal pendaftaran diumumkan untuk kuota siswa baru secara resmi adalah berjumlah 288 siswa, namun dalam perjalanannya SMA Negeri 2 Salatiga ini menerima sebanyak 350 siswa baru.
Ketua Komisi A DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit Msi menyatakan, bahwa pihaknya menilai penarikan uang sumbangan tersebut sebagai bentuk pengambangan institusi. Dan dari informasi yang diterima Komisi A DPRD Salatiga, para orangtua siswa baru itu tidak keberatan untuk membayarnya. Namun, kini justru ada keberatan dari para orangtua siswa baru.
“Harapan kami, masalah penarikan sumbangan ini harus dibicarakan kembali bersama orangtua, komite sekolah maupun pihak sekolah. Pihak sekolah harus melihat kemampuan orangtua siswa baru seperti apa dan apakah dengan sumbangan itu keberatan ataukah tidak,” jelas Dance.
Menurutnya, Komisi A DPRD Salatiga akan menindaklanjutinya dengan memanggil Kepala SMA Negeri 2 maupun Komite Sekolah. Pihak Komisi A akan mengklarifikasi dari apa yang diadukan sebagian orangtua siswa baru itu kepada pihak sekolah dan komite. Harapannya, pihak sekolah ada transparansi terkait masalah uang sumbangan atau dana tersebut. (M.NUR/HARVI)

Iklan